Jumat, 14 Mei 2010

Eksistensialisme

Beberapa Sifat Eksistensialisme
Gerakan Protes

Istilah eksistensialisme tidak menunjukkan suatu sistem filsafat secara khusus. Terdapat perbedaan-perbedaan yang besar antara bermacam-macam filsafat eksistensialis, tetapi meskipun begitu terdapat tema-tema yang sama memberi ciri-ciri kepada gerakan eksistensialis. 1Eksistensialisme adalah pemberontakan terhadap beberapa sifat dari filsafat tradisional dan masyarakat modern. Dalam satu segi eksistensialisme merupakan suatu protes terhadap rasionalisme Yunani, atau tradisi klasik dari filsafat, khususnya pandangan yang spekulatif tentang manusia seperti pandangan Plato dan Hegel. Dalam sistem-sistem tersebut sistem indifidual atau si pemikir, hilang dalam universal yang abstrak. 2Eksistensialisme adalah suatu protes atas nama individualis terhadap konsep-konsep akal dan alam yang ditekankan pada periode pencerahan pada abad ke-18. Penolakan untuk mengikuti suatu aliran, penolakan terhadap kemampuan suatu kumpulan kenyakinan, khususnya kemampuan sistem, rasa tidak puas terhadap filsafat tradisional yang bersifat dangkal, akademik dan jauh dari kehidupan, adalah pokok dari eksistensialisme. 3Eksistensialisme juga merupakan pemberontakan terhadap alam yang impersonal (tanpa kepribadian) dari zaman industri modern atau zaman teknologi, serta pemberontakan terhadap gerakan masa pada zaman sekarang. Masyarakat industri condong untuk menundukkan orang seorang kepada mesin, begitulah gambaran faham eksistensialis manusia adalah dalam bahaya menjadi alat, atau obyek. Sainsteisme hanya melihat tindakan luar dari manusia dan menginterpretasikan manusia hanya sebagai satu bagian dari proses fisik. 4Eksistensialisme juga merupakan protes terhadap gerakan-gerakan totaliter, baik gerakan fasis, komunis atau lain-lainnya yang condong untuk menghancurkan atau menenggelamkan perorangan di dalam kolektif atau massa.